MARI BERKARYA UNTUK BANGSA dan NEGARA TERCINTA . . . . "I N D O N E S I A"

Senin, 23 September 2013

KETIKA SULIT SECARA EKONOMI

Pernah suatu hari saya melihat Bapak dan Ibu saya duduk sambil menangis. Beberapa menit kemudian, Ibu memanggil saya dan adik perempuan saya, untuk berbicara.
Kios kacamata Bapakmu di Pasar Turi terbakar! Begitu kata Ibu dengan terbata-bata.

 

Sejak saat itu, Ibu menjadi tulang punggung keluarga. Sebagai guru menjahit, saya melihat bagaimana perjuangan beliau mencari uang demi kami sekeluarga. Sungguh, saya kagum pada beliau.

 

Meski saat itu kami agak sulit secara ekonomi, Ibu tetap memberi makan seorang pengemis wanita tua yang hampir setiap hari datang ke rumah. Meski hanya dengan tahu atau tempe goreng, Ibu selalu berusaha memberinya nasi panas dan sambal terasi. Biar enak makannya, begitu kata Ibu saya.
 

Sahabat,
Pengalaman itu telah membangun kesadaran saya bahwa ketika sulit secara ekonomi, bekerja keras tanpa mengeluh adalah jawabannya. Dan, membangun kepedulian kepada sesama sangatlah utama. Tentunya agar hidup kita penuh syukur dan bahagia.


dari : Ainy Fauziyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar