Pernah suatu hari saya melihat Bapak dan Ibu saya duduk sambil menangis.
Beberapa menit kemudian, Ibu memanggil saya dan adik perempuan saya,
untuk berbicara.
Kios kacamata Bapakmu di Pasar Turi terbakar! Begitu kata Ibu dengan terbata-bata.
Sejak saat itu, Ibu menjadi tulang punggung keluarga. Sebagai guru
menjahit, saya melihat bagaimana perjuangan beliau mencari uang demi
kami sekeluarga. Sungguh, saya kagum pada beliau.
Meski saat itu kami agak sulit secara ekonomi, Ibu tetap memberi makan
seorang pengemis wanita tua yang hampir setiap hari datang ke rumah.
Meski hanya dengan tahu atau tempe goreng, Ibu selalu berusaha
memberinya nasi panas dan sambal terasi. Biar enak makannya, begitu kata
Ibu saya.
Sahabat,
Pengalaman itu telah membangun kesadaran saya bahwa ketika sulit secara
ekonomi, bekerja keras tanpa mengeluh adalah jawabannya. Dan, membangun
kepedulian kepada sesama sangatlah utama. Tentunya agar hidup kita penuh
syukur dan bahagia.
dari : Ainy Fauziyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar