MARI BERKARYA UNTUK BANGSA dan NEGARA TERCINTA . . . . "I N D O N E S I A"

Selasa, 24 Desember 2013

TRENGGALEK DIRT RIDER ADVENTURE II

" Serahkan pada ahlinya.... "

Ungkapan ini yang seharusnya menjadi perhatian setiap orang jika akan melakukan sesuatu, terutama yang berhubungan dengan orang banyak dan bersinggungan dengan resiko tinggi. Tetapi hal ini rupanya tidak dilakukan oleh Panitia Penyelenggara Trenggalek Dirt Rider Adventure II (TDR 2). 

Ratusan peserta TDR 2 terjebak di dalam hutan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jatim, Minggu (22/12) malam hingga lebih dari 15 jam.
Sejumlah peserta " Trenggalek Dirt Rider Adventure II (TDR 2)" mendesak panitia penyelenggara bertanggung jawab penuh atas insiden tersebut.
Para peserta menuding, panitia penyelenggara lalai dalam memperhitungkan tingkat kesulitan medan jelajah serta jarah tempuh yang akan dilalui peserta.

"Mereka (panitia) sepertinya hanya mengejar untung tapi tidak memperhitungkan keselamatan peserta," kata Cristian, crosser asal Pasuruan dengan nada tinggi, Senin (23/12), seperti dikutip dari sayangi.com
Cristian adalah salah satu dari ratusan peserta TDR II  yang sempat terjebak di
dalam hutan belantara Watulimo, akibat beratnya medan jelajah yang berlumpur dan licin. Motornya saat ini masih tertinggal di dalam hutan karena kehabisan bahan bakar dan mengalami aus pada bagian kampas rem, sehingga tidak memungkinkan dievakuasi dari dalam hutan.
Bersama puluhan "crosser" lain, Cristian memutuskan kembali dengan sebagian jalan kaki, setelah dijemput tim evakuasi menggunakan kapal boat milik Polair Prigi.
Kekecewaan serupa disampaikan sejumlah crosser luar kota yang menjadi korban kegiatan TDR II , karena harus menginap hampir semalaman di dalam hutan tanpa perbekalan dan diguyur hujan. Beratnya medan jelajah yang berlumpur hingga kedalaman lebih dari 30 sentimeter dan jarak tempuh menjadi sumber kekesalan peserta.
Dengan kondisi medan yang licin dan berlumpur di jalur setapak seputar jalan lintas selatan di Kecamatan Watulimo, motor trail yang ditunggangi para crosser nyaris tidak bisa bergerak. Situasinya makin parah setelah puluhan bahkan ratusan motor para crosser menumpuk di sejumlah titik jalur dalam kondisi terjebak lumpur.
Selain nyaris tidak bisa bergerak, sebagian motor jelajah medan berat itu banyak yang akhirnya tidak bisa ditunggangi karena mengalami aus pada bagian kampas rem atau kehabisan bahan bakar. "Berkali-kali kami mengikuti event adventure, baru kali ini bermasalah. Harusnya panitia mensurvei dulu jalur adventure sehingga kejadian seperti ini tidak perlu terjadi," cetus Toni, crosser asal Blitar.
Beruntung bagi sebagian crosser asal Trenggalek yang mengenal beratnya medan. Seperti dituturkan Rudi, crosser asal Kecamatan Suruh mengaku ia dan teman-temannya memilih tidak melanjutkan penjelajahan atau mencoba jalur lain karena tidak mau mengambil risiko jika memaksa menempuh jalur hutan.
Sementara itu, salah satu panita TDR II, Tonie mengatakan pihaknya telah melakukan survei kelayakan dan keselamatan peserta, menurutnya kondisi alam sangat berpengaruh atas terjebaknya para crosser di tengah hutan Watulimo.
"Jalur sepanjang 60km sengaja dipersiapkan untuk memuaskan para crosser, tetapi alam tidak bersahabat, apalagi selama dua hari berturut turut wilayah Trenggalek diguyur hujan terus menerus yang mengakibatkan jalur menjadi sangat sulit dan tidak diperkirakan sebelumnya," Ujar Tonie.
Kapolres Trenggalek, AKBP Denny Setya Nugraha Nasution membenarkan sinyalemen ketidaksiapan panitia dalam mempersiapkan kegiatan jelajah alam mengitari jalur lintas selatan Watulimo tersebut. Ia berjanji untuk memeriksa panitia penyelenggara kegiatan Prigi Extreme Adventure karena dianggap telah membahayakan keselamatan jiwa ratusan crosser.

Salah satu panitia TDR II, Saudara Nono, Senin (23/12) mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam acara ini. "Kami terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menyelamatkan teman-teman crosser. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, tapi ada beberapa yang luka-luka," katanya.
Saudara Nono menambahkan, Pihaknya dan Tim SAR saat ini sedang berusaha mengevakuasi beberapa motor yang ditinggal peserta di hutan, baik dari jalur darat maupun laut. Evakuasi motor tidak dapat diselesaikan dalam waktu satu hari, dikarenakan medan curam dan banyaknya motor. Intinya nyawa kita dulukan, pengambilan motor tinggal tehnisnya.
Menurutnya, Trenggalek memang kota kecil, kota yang mempunyai wilayah 90% pegunungan, hal itulah yang membuat para crosser tertantang sehingga peserta yang mengikuti mbludak.
"Medan yang sulit inilah yang membuat para crosser tertantang untuk mengikuti acara ini. Tidak hanya untuk menyiapkan segala yang ada, tapi bagaimana memuaskan para crosser yang hadir di kota kami," tambahnya.
Mewakili seluruh panita Saudara Nono juga meminta maaf bila diantara teman-teman crosser ada yang kecewa. "Kami memahami kekecewaan teman-teman semua, tapi kami manusia yang juga punya keterbatasan, Kami akui salah, kejadian kemarin diluar dugaan panitia, hujan ditengah acara tidak memungkinkan untuk memindahkan jalur. Tapi itu bukan untuk mencari pembenaran, kami tidak akan menyalahkan alam, kami masih yang kurang disana sini," ujarnya.

sumber : beritatrenggalek.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar